Budaya Makanan: Review Jurnal 1
Food safety
culture assessment using a comprehensive mixed-methods approach: A comparative
study in dairy processing organisations in an emerging economy
Keamanan pangan menjadi masalah dunia. Menurut WHO bahwa terjadi 600 juta penyakit setiap tahunnya karena makanan diseluruh dunia terutama di Afrika dan produk susu. Produk susu merupakan produk yang mudah rusak dan mudah terkontaminasi sehingga diperlukan usaha yang signifikan dalam sistem perlakuan terkait keamanan produk.
Negara
berkembang seperti Zimbabwe, memiliki kekurangan dalam sistem keamanan pangan
terutama pada produk susu disebabkan oleh kurangnya peralatan dan teknologi
sanitasi yang diperlukan. Mengingat adanya beberapa elemen ataupun faktor yang
saling berhubungan maka digunakan metode yang beragam dalam penelitian mengenai
manajemen keamanan pangan untuk meningkatkan validitas hasil.
Penelitian dilakukan di 3 perusahaan susu yang ada di Zimbabwe. Penelitian ini membuktikan bahwa kinerja keamanan mikrobiologis selaras dengan perilaku pekerja lapangan (foodhandler), kondisi lingkungan kerja dan karakteristik karyawan dapat mempengaruhi budaya keamanan pangan. Pertama, metode pendekatan yang digunakan sudah terbukti cocok dan vailid. Kedua, hasil penelitian dapat membantu si perusahaan memahami budaya keamanan pangan yang sedang berlaku untuk memperbaiki kinerja perusahaan tersebut, Budaya keamanan pangan dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu reaktif, aktif dan proaktif. Agar bisa mencapai tingkat tertinggi (proaktif), maka diperlukan solusi untuk memperbaiki budaya sebelumnya dan keefektifannya juga terjamin. Meskipun budaya KP tingakat proaktif dibilang cukup baik, tetapi lebih ideal kalau budaya KPnya diperbaiki lagi.
Komentar
Posting Komentar