Dampak selfie terhadap praktik managemen marketing pada era selebriti
Selfie sering diartikan sebagai ungkapan rendah diri, kesombongan, kepuasan diri, ketidakdewasaan, eksibisionisme (pamer), dan tidakberperasaan. Namun sekarang, seperti halnya dalam periklanan terdapat kontradiksi bahwa selfie sudah sangan sering dan hilang secara perlahan seiring dengan budaya yang berlaku sehingga selfie tidak dianggap seperti dulu lagi. Memang, selfie menjadi topik yang serius dibahas dalam dunia ilmiah sosial, termasuk seberapa keberhasilannya dalam pemasaran. Istilah selfie sendiri pertamakali dikenalkan sekitar tahun 2002, namun konsepnya tidak seunik pada era digital ini.
Selfie modern diambil menggunakan smartphone yang kemudian diunggah ke media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, Snapchat, Myspace dll yang telah muncul dari pergeseran ekonomi visual. Penggunaan media sosial persuasif dan performatif merefleksikan pengiklanan visual. Pengiklanan dan media sosial berperan penting dalam entertainment.
Komentar
Posting Komentar